DHARMA

Hai kakak apa kabarnya long week end yang padat saat ini?
hampir disetiap minggu terjadi long week end, berbahagialah yang memiliki kampung halaman. Kesempatan emas ini biasanya diambil untuk ambil mudik sebelum puasa, apalagi yang kampungnya bisa ditempuh tidak sampai seharian perjalanan. Berkunjung kerumah saudara dan berziarah makam tentunya.

Terlalu jauh tentunya saya berbasa basi, oke kakak sesuai judul untuk kedua kalinya dalam blog ini saya membahas tentang Dasa Dharma Pramuka. Tentu kakak sebagai seorang anggota pramuka sangat hapal apa itu Dasa Dharma Pramuka pastinya...

Dasa yang memiliki arti sepuluh dan Dharma yang memiliki arti perbuatan baik/kebajikan. Sehingga jika digabungkan bahwa Dasa Dharma adalah sepuluh perbuatan baik / kebajikan seorang Pramuka tentunya. sehingga Dasa Dharma bisa dirujuk sebagai referensi tindak tanduk dan sikap seorang pramuka, yuk kita simak isi dari Dasa Dharma tersebut

Dasa Dharma Pramuka
Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia.
3. Patriot yang Sopan dan Ksatria.
4. Patuh dan Suka Bermusyawarah.
5. Rela Menolong dan Tabah.
6. Rajin, Trampil dan Gembira.
7. Hemat, Cermat dan Bersahaja.
8. Disiplin, Berani dan Setia.
9. Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya.
10. Suci Dalam Pikiran Perkataan dan Perbuatan.

Balik lagi ke long week end minggu ketiga di bulan April 2017, salah satu gugus depan yang berada di Serpong melaksanakan kegiatan camping di Mandalawangi, Cibodas - Bogor - Jawa Barat. Beberapa orang pengurus Kwartir Ranting Serpong berencana untuk melakukan kunjungan di hari Sabtu, selepas mengajar di gugus depannya.

Meeting point di basecamp kwartir ranting serpong dijadwalkan pukul 13.30 WIB agar perjalanan tidak terlalu malam sampai tujuan. Tapi karena satu dan lain hal, kakak-kakak tersebut berangkat sekitar pukul 15.30 WIB, perjalanan cukup lancar begitu dengan cuaca hujan begitu lancarnya saat kakak-kakak tersebut baru saja melewati gerbang selamat datang kota Bogor. Sehingga memaksa kakak-kakak tersebut beristirahat dan menghangatkan badan mereka plus Ibadah Shalat AShar disebuah pom bensin pinggir jalan. Mengingat mereka saat itu menggunakan kendaraan roda dua,

Setelah dirasa istirahat cukup mereka melanjutkan perjalanan, saat melewati tol arah Sukabumi ada sesuatu yang terlihat janggal...Biasanya banyak kendaraan roda empat atau lebih yang keluar tol tapi saat itu begitu sepi, sempat terpikir oleh salah satu dari mereka "tumben yah long week end sekarang jalanan kaya punya sendiri" dan diamini oleh kakak-kakak yang lainnya.

Begitu pula saat mereka melintasi gerbang tol ciawi, tidak dialihkan bahkan kendaraan roda empat yang keluar dari pintu tol bisa dihitung jari. So perjalanan kami lanjutkan menikmati arus lalu lintas yang tidak biasa di Sabtu sore. Tapi saat menanjak memasuki Gadog kami harus terhenti karena ada kecelakaan beruntun yang terjadi, warga menghalau untuk tidak melintas dan di arahkan kejalan alternatif belok kiri dari tanjakan tersebut.

Karena banyak kendaraan yang mengambil alternatif tersebut maka mereka berfikir bahwa kendaraan roda dua tersebut semuanya satu tujuan. Sisi lain dari gadog dapat dilihat dari jalan tersebut yang berkelok-kelok dan terus naik, sehingga harus ekstra konsentrasi khawatir jika ada kendaraan lain diarah yang berlawanan. dipertengahan perjalanan kakak-kakak menemukan masalah. Bahwa yang dituju mereka ternyata kebun singkong dengan jalan tanah yang tidak manusiawi.

Namun ada seorang pengendara harley bilang "Ayo ikut saja ini, jalannya benar kok tinggal lurus saja, kalau putar balik jauh lagi jalannya. Ikuti saya saja". Sambil berlalu mengendarai motornya. Kakak-kakak saat itu belum yakin untuk melalui jalan tersebut sampai ada yang lewat dan berkata "Bener ini jalannya kata google map, cuma 20 menit dari sini". Dengan setengah hati mereka akhirnya memilih ikut melalui jalan tersebut mengingat waktu sebentar lagi maghrib.


Difoto dari bagian belakang karena kakak-kakak yang dibonceng minta untuk turun dari motor dan memilih berjalan kaki.

Tak jauh dari kakak-kaka tersebut ada sebuah motor yang berhenti karena standar dua motornya tidak bisa naik, setelah diperiksa ternyata "per" standar duanya hilang. mungkin karena medan jalan yang tidak bersahabat. Motor tersebut terdiri dari satu keluarga; ayah, ibu dan dua anaknya harus berkutat di medan jalan seperti itu.

Akhirnya kakak-kakak memutuskan untuk, berhenti dan menemani keluarga tersebut mencoba mengikat standar dua-nya agar motor bisa berjalan kembali. Dan alhasil mereka ditinggal oleh rombongan motor tadi di jalan seperti ini:


Waktu semakin sore dan tidak ada lagi kendaraan yang lewat, kalaupun ada mereka hanya bertanya benar ini jalannya : lalu melanjutkan perjalanan. Menurut cerita si bapak sudah meminta kakak-kakak untuk melanjtkan perjalanan, tapi melihat keadaan kakak-kakak tetap tinggal bahkan mencoba menghibur anak-anak mereka yang mulai ketakutan karena kondisi sudah agak gelap.

Setelah standar dua berhasil diikat perjalanan dilanjutkan tapi masalah si-standar dua tidak selesai sampai disana. Karena tali yang mengikatnya tidak cukup kuat maka dipertengahan perjalanan jatuh lagi, sampai beberapa kali. Namun, kakak-kakak masih tetap setia mencari solusi, anak perempuan si bapak berkata "Aku tahu cara buat tali, aku pernah diajarkan caranya" "dari apa?" tanya salah satu kakak" tertarik. "dari plastik bisa" lanjutnya. "Sayang yah disini tidak ada plastik" ucap si kakak. "Jas hujan saya plastik kan?" tanya-nya. "Iya tapi hujan belum berhenti nanti kamu malah kehujanan" jawab kakak yang lain. Inilah prepare ternyata penting, saat hal yang tak terduga perlengkapan yang spele harusnya ada disaku.

Disela-sela berhenti karena lagi-lagi kami harus meng-akal-i si-standar dua agar tidak jatuh. Si Ibu berkata "untung bertemu orang baik". "gak tahu jadinya kalau kami ditinggal sendiri dari jalan tadi". Si bapak pun menanyakan asal kakak-kakak dan tujuan, beliaupun menceritakan tujuannya dan tempat tinggalnya. Untuk kesekian kali bapak tersebut tidak enak, menyuruh kami untuk berjalan meninggalkan mereka karena jalan yang terakhir medannya sudah cukup bagus. "Tenang saja pak kami tidak sedang mengejar waktu dan buru-buru kami niatnya santai kok pak, cuma mau nengok yang camping".

Dan akhirnya mereka temukan jalan keluar, ke jalan raya setelah beberapa kali bertanya karena jawabannya sama hanya lurus saja ^_^ setiap bertanya.

Kakak-kakakpun terpisah dari keluarga tersebut mencari pom bensin terdekat untuk membersihkan diri, dan sedikit beristirahat. Sebelum melanjutkan perjalanan ke mandalawangi.

Lalu apa hubungannya dengan dasa dharma?

Jelas berhubungan dan sangat erat hubungannya, ada beberapa dasa dharma yang telah diamalkan oleh kakak-kakak tersebut selama perjalanan. Bukan bermaksud membanggakan diri tapi itu real, bukan cari sensasi atau simpati. Karena keluarga itu pun hanya akan bercerita kakak-kakak tanpa nama yang membantu mereka di jalan. Tapi untuk diri kakak-kakak tersebut sudah tertanam dasa dharma bukan hanya dilisan saat mengajarkan ke peserta didik tapi juga diterapkan tanpa mereka sadari.

Saat mereka bercerita didalam tenda tentang perjalanan mereka hari ini, saya pribadi mengambil hikmah dan pelajaran. Ternyata tuhan masih sayang mereka sehingga terhindar dari kecelakaan yang terjadi coba seandainya mereka jalan dan pas berada di TKP apa yang terjadi. Disaat yang sulit jangakan menolong orang lain tapi kakak-kakak tersebut rela, untuk tinggal dan menemani. Sedangkan yang lewat dan berlalu itu adalah anak-anak muda yang mungkin bisa membantu si Bapak dalam menyelesaikan masalahnya, tapi tidak peduli dan berlalu begitu saja.

Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia, yang ada dihati kakak-kakak saat itu sehingga memilih tinggal. Mungkin berpikir bagaimana, jika itu adalah keluarga kami?

Rela Menolong dan Tabah, rela untuk zaman sekarang itu sulit dilakukan semua harus ber-pamrih, ajaib jika masih ada anak-anak muda yang rela tanpa pamrih.

Terakhir, kenapa kakak-kakak itu dapat mengamalkan Dasa Dharma tanpa disadarinya, mereka bilang "Ah, yang kami lakukan biasa saja tidak ada yang istimewa". Namun bagi saya itu luar biasa tanpa disadarinya Dasa Dharma tidak lagi diucap tapi telah diamalkan. Dan pembina mereka telah berhasil mendidik adik-adiknya.

Pernah ada salah seorang pembina berkata "berhasil atau tidaknya didikan kita tidak bisa dilihat hari ini kak, tapi 25 tahun yang akan datang, adik-adik kakak akan menjadi apa kelak". Bukan menjadi apa profesinya tapi apakah adik-adik kakak dapat membentuk karakternya sendiri, atau masih menggelayut menjadi beban buat orang lain.

#jadilah manusia berdaya guna

Nurul Syarqy

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

1 komentar:

  1. bagus dan menjadi inspirasi dalam pembentukan karakter. Semangat memandu

    BalasHapus